30 Contoh Idgham Bilaghunnah dalam Tajwid

Diposting pada

Pengenalan Idgham Bilaghunnah

Idgham Bilaghunnah adalah salah satu aturan tajwid dalam membaca Al-Qur’an. Idgham Bilaghunnah terjadi ketika huruf nun sukun (نْ) atau tanwin bertemu dengan huruf ba (ب) atau mim (م). Pada saat itu, suara nun sukun atau tanwin tersebut harus dimasukkan ke dalam huruf ba atau mim dengan cara menyambungkan suara tersebut. Dalam bahasa Arab, “Idgham” berarti menggabungkan atau menyambungkan.

Manfaat Memahami Idgham Bilaghunnah

Memahami Idgham Bilaghunnah sangat penting dalam melafalkan Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dengan mengikuti aturan Idgham Bilaghunnah, pembaca Al-Qur’an dapat menghasilkan bacaan yang lebih harmonis dan indah. Selain itu, pemahaman tentang Idgham Bilaghunnah juga membantu dalam memahami makna dari ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca.

Contoh Idgham Bilaghunnah

1. نبياءٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “نبياءٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “نبياءٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “nabiyya’un ba’dahum”.

2. مَا بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “بَعْدَهُمْ” bertemu dengan huruf ba pada kata “مَا”. Suara nun sukun pada kata “بَعْدَهُمْ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “مَا”, sehingga dibaca “ma ba’dahum”.

3. كِتَابٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “نبياءٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “نبياءٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “kitabun ba’dahum”.

4. أَمْوَالٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “أَمْوَالٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “أَمْوَالٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “amwalun ba’dahum”.

5. عَلِيمٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “عَلِيمٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “عَلِيمٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “alimun ba’dahum”.

6. مَسْجِدٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “مَسْجِدٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “مَسْجِدٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “masjidun ba’dahum”.

7. مُؤْمِنٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “مُؤْمِنٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “مُؤْمِنٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “mu’minun ba’dahum”.

8. بَيْتٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “بَيْتٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “بَيْتٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “baitun ba’dahum”.

9. جَمِيعٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “جَمِيعٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “جَمِيعٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “jami’un ba’dahum”.

10. قَرِيبٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “قَرِيبٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “قَرِيبٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “qaribun ba’dahum”.

11. كَتِيرٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “كَتِيرٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “كَتِيرٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “katirun ba’dahum”.

Baca Juga:  Hikaku Sitatter Bahasa Inggris: Review Lengkap dan Rekomendasi Terbaik

12. كَبِيرٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “كَبِيرٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “كَبِيرٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “kabirun ba’dahum”.

13. مُحَمَّدٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “مُحَمَّدٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “مُحَمَّدٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “muhammadun ba’dahum”.

14. نَهْرٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “نَهْرٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “نَهْرٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “nahrun ba’dahum”.

15. جِنٌّ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “جِنٌّ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “جِنٌّ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “jinnun ba’dahum”.

16. حَمَارٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “حَمَارٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “حَمَارٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “hama’run ba’dahum”.

17. طَرِيقٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “طَرِيقٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “طَرِيقٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “thariqun ba’dahum”.

18. مَدِينَةٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “مَدِينَةٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “مَدِينَةٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “madinatun ba’dahum”.

19. صَحْرَاءٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “صَحْرَاءٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “صَحْرَاءٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “shahrā’un ba’dahum”.

20. دَارٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “دَارٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “دَارٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “dārun ba’dahum”.

21. سَلاَمٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “سَلاَمٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “سَلاَمٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “salāmun ba’dahum”.

22. نَارٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “نَارٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “نَارٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “nārun ba’dahum”.

23. غَنَمٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “غَنَمٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “غَنَمٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “ghanamun ba’dahum”.

24. كُتُبٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “كُتُبٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “كُتُبٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “kutubun ba’dahum”.

Baca Juga:  Download YouTube Short - Cara Unduh Video Pendek di YouTube

25. صَوْتٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “صَوْتٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “صَوْتٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “sautun ba’dahum”.

26. خَيْرٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “خَيْرٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “خَيْرٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “khayrun ba’dahum”.

27. رَحْمَةٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “رَحْمَةٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “رَحْمَةٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “rahmatun ba’dahum”.

28. ضَيْفٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “ضَيْفٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “ضَيْفٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “daifun ba’dahum”.

29. حَقٌّ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “حَقٌّ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “حَقٌّ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “haqqun ba’dahum”.

30. نَصْرٌ بَعْدَهُمْ

Pada kalimat ini, nun sukun pada kata “نَصْرٌ” bertemu dengan huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”. Suara nun sukun pada kata “نَصْرٌ” harus dimasukkan ke dalam huruf ba pada kata “بَعْدَهُمْ”, sehingga dibaca “nasrun ba’dahum”.

Kesimpulan

Idgham Bilaghunnah adalah aturan tajwid yang penting dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dengan mengikuti aturan Idgham Bilaghunnah, pembaca Al-Qur’an dapat menghasilkan bacaan yang lebih indah dan harmonis. Contoh-contoh Idgham Bilaghunnah di atas memperlihatkan bagaimana nun sukun atau tanwin dapat disambungkan dengan huruf ba atau mim yang berikutnya. Dengan memahami dan mengamalkan Idgham Bilaghunnah, kita dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik danbenar. Selain itu, pemahaman yang baik tentang Idgham Bilaghunnah juga membantu dalam memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca.

Dalam mengaplikasikan Idgham Bilaghunnah, penting untuk memperhatikan pengucapan yang tepat. Ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba atau mim, suara nun sukun harus dimasukkan ke dalam huruf tersebut. Hal ini membuat bacaan Al-Qur’an menjadi lebih lancar dan nyaman didengar.

Contoh-contoh Idgham Bilaghunnah di atas memberikan gambaran tentang cara mengaplikasikan aturan ini dalam membaca Al-Qur’an. Dalam setiap contoh, nun sukun atau tanwin disambungkan dengan huruf ba atau mim yang berikutnya, menghasilkan bacaan yang benar dan sesuai dengan tajwid.

Dalam mempelajari Idgham Bilaghunnah, penting untuk memahami dan menghafal contoh-contoh yang ada. Dengan latihan yang teratur, pembaca Al-Qur’an dapat menguasai aturan ini dan mengaplikasikannya dengan baik saat membaca Al-Qur’an.

Selain itu, juga disarankan untuk mendapatkan bimbingan dari seorang guru tajwid yang kompeten. Guru tajwid dapat memberikan penjelasan lebih lanjut tentang Idgham Bilaghunnah dan memberikan latihan yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an.

Dalam kesimpulan, Idgham Bilaghunnah adalah aturan tajwid yang penting dalam membaca Al-Qur’an. Dengan mengaplikasikan aturan ini, pembaca Al-Qur’an dapat menghasilkan bacaan yang indah, harmonis, dan sesuai dengan tajwid. Melalui latihan dan bimbingan yang tepat, kita dapat menguasai Idgham Bilaghunnah dan meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Semoga artikel ini bermanfaat dalam memahami dan mengaplikasikan Idgham Bilaghunnah dalam membaca Al-Qur’an.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *