Contoh Nasikh dan Mansukh dalam Islam

Diposting pada

Islam sebagai agama yang sempurna memberikan pedoman hidup yang komprehensif bagi umatnya. Salah satu aspek penting dalam pemahaman Al-Qur’an dan Hadis adalah konsep nasikh dan mansukh. Nasikh dan mansukh merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an atau hadis yang saling melengkapi, menggantikan, atau menyempurnakan satu sama lain. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa contoh nasikh dan mansukh yang terdapat dalam agama Islam.

Pengertian Nasikh dan Mansukh

Nasikh berasal dari kata “nasakha” yang berarti menggantikan atau menghapus. Sedangkan mansukh berasal dari kata “mansukha” yang berarti dihapus atau digantikan. Dalam konteks Islam, nasikh mengacu pada ayat Al-Qur’an atau hadis yang menggantikan, memodifikasi, atau melengkapi ayat atau hadis sebelumnya. Sementara itu, mansukh adalah ayat atau hadis yang dihapus atau digantikan oleh ayat atau hadis lainnya.

Contoh Nasikh dan Mansukh dalam Al-Qur’an

Salah satu contoh yang terkenal dalam Al-Qur’an adalah mengenai perubahan hukum minum khamr (minuman keras). Pada awal mula kedatangan Islam, masyarakat Arab jahiliyah mengonsumsi minuman keras secara bebas. Kemudian, Allah menurunkan beberapa ayat tentang khamr yang melarang umat Islam untuk meminumnya. Ayat tersebut terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 219: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: ‘Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya.'” Ayat ini merupakan contoh nasikh yang mengubah kebijakan terkait minum khamr.

Baca Juga:  TTS Ilmu Pasti: A Fun Way to Challenge Your Mind

Kemudian, Allah menurunkan ayat yang lebih tegas tentang larangan minum khamr dalam Surah Al-Ma’idah ayat 90: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” Ayat ini merupakan contoh mansukh yang menghapus kemungkinan konsumsi minuman keras.

Contoh lainnya adalah mengenai jumlah istri yang boleh dimiliki oleh seorang muslim. Pada awal mula Islam, tidak ada batasan jumlah istri yang bisa ditanggapi oleh seorang muslim. Namun, kemudian Allah menurunkan ayat dalam Surah An-Nisa ayat 3 yang membatasi jumlah istri menjadi maksimal empat orang: “Dan jika kamu khawatir tidak dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (jika kamu menikahinya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu khawatir tidak dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja.” Ayat ini merupakan contoh nasikh yang mengatur jumlah istri yang boleh dimiliki oleh seorang muslim.

Contoh Nasikh dan Mansukh dalam Hadis

Tidak hanya dalam Al-Qur’an, konsep nasikh dan mansukh juga ditemukan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satu contoh terkenal adalah mengenai salat sunnah Rawatib. Pada awal mula Islam, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk melaksanakan salat sunnah Rawatib sebelum atau sesudah salat wajib. Namun, kemudian Nabi Muhammad SAW menghapuskan beberapa salat sunnah Rawatib yang dianjurkannya sebelumnya. Hal ini disebutkan dalam hadis riwayat Imam Bukhari yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW menghapuskan salat sunnah Rawatib sebelum dan sesudah salat Jumat. Ini adalah contoh mansukh dalam hadis yang mengubah praktik ibadah umat Islam.

Baca Juga:  Linda Daud Ibu Basmalah: Penyanyi Muda dengan Bakat Luar Biasa

Contoh lainnya adalah mengenai penyalatan jenazah. Pada awal mula Islam, Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk menyalati jenazah dengan tiga takbir. Namun, kemudian beliau mengubahnya menjadi empat takbir. Hal ini disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan empat takbir dalam penyalatan jenazah. Ini adalah contoh nasikh dalam hadis yang mengubah tata cara menyalati jenazah.

Kesimpulan

Contoh-contoh nasikh dan mansukh yang telah disebutkan di atas hanya beberapa dari banyaknya contoh yang terdapat dalam Islam. Konsep ini memungkinkan agama Islam untuk terus relevan dengan perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan umatnya. Pemahaman tentang nasikh dan mansukh sangat penting dalam memahami hukum-hukum Islam dan praktik ibadah yang berlaku saat ini. Dengan mempelajari contoh-contoh tersebut, kita dapat memperdalam pemahaman kita tentang ajaran Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *