Macam-Macam Asesmen Kurikulum Merdeka

Diposting pada

Pengenalan

Kurikulum Merdeka merupakan inisiatif pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan lokal. Salah satu aspek penting dalam implementasi kurikulum ini adalah asesmen, yang digunakan untuk mengevaluasi pencapaian siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam artikel ini, kami akan membahas macam-macam asesmen yang digunakan dalam kurikulum Merdeka.

1. Asesmen Formatif

Asesmen formatif merupakan salah satu jenis asesmen yang dilakukan secara terus-menerus selama proses pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memantau kemajuan siswa dan memberikan umpan balik yang dapat membantu mereka meningkatkan pemahaman dan keterampilan. Asesmen formatif dapat berupa tugas harian, kuis singkat, atau diskusi kelompok.

2. Asesmen Sumatif

Asesmen sumatif dilakukan pada akhir suatu periode pembelajaran atau topik tertentu. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi pencapaian siswa secara keseluruhan dan memberikan gambaran tentang sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Contoh asesmen sumatif adalah ujian akhir semester atau proyek akhir.

3. Asesmen Diagnostik

Asesmen diagnostik dilakukan sebelum memulai pembelajaran untuk mengidentifikasi pemahaman awal siswa tentang suatu topik. Tujuannya adalah untuk membantu guru merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Asesmen diagnostik dapat berupa tes awal, pertanyaan terbuka, atau observasi kelas.

Baca Juga:  Kumpulan Film Korea LK21: Menikmati Hiburan Asyik dari Negara Gingseng

4. Asesmen Portofolio

Asesmen portofolio melibatkan pengumpulan dan penilaian berbagai hasil karya siswa selama periode pembelajaran. Hal ini dapat berupa tugas-tugas tertulis, proyek seni, presentasi, atau catatan refleksi. Asesmen portofolio memberikan gambaran yang komprehensif tentang kemajuan siswa dan keterampilan yang telah mereka kembangkan.

5. Asesmen Observasi

Asesmen observasi dilakukan oleh guru atau penilai lainnya yang secara langsung mengamati siswa selama proses pembelajaran. Tujuannya adalah untuk melihat secara langsung bagaimana siswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari. Asesmen observasi dapat mencakup aktivitas kelas, presentasi, atau praktikum.

6. Asesmen Kompetensi

Asesmen kompetensi digunakan untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap kompetensi atau standar yang telah ditetapkan. Asesmen ini bertujuan untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tingkat kemahiran atau pengetahuan yang diharapkan dalam kurikulum. Contoh asesmen kompetensi adalah tes standar nasional atau proyek kolaboratif.

7. Asesmen Otentik

Asesmen otentik melibatkan tugas atau situasi yang mencerminkan konteks dunia nyata. Tujuannya adalah untuk menilai kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi yang relevan. Contoh asesmen otentik adalah studi kasus, simulasi, atau proyek kerja.

Baca Juga:  Agama Rekt: Mengenal Lebih Dalam Tentang Agama yang Menyentuh Hati

8. Asesmen Peer

Asesmen peer melibatkan penilaian yang dilakukan oleh sesama siswa. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan penilaian dan mempromosikan pembelajaran kolaboratif. Siswa memberikan umpan balik terhadap hasil karya atau penampilan sesama mereka berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh asesmen peer adalah diskusi kelompok, penilaian teman sejawat, atau penilaian tim.

9. Asesmen Diri

Asesmen diri merupakan proses penilaian yang dilakukan oleh siswa terhadap diri mereka sendiri. Tujuannya adalah untuk memantau perkembangan pribadi dan mengembangkan kemampuan refleksi. Siswa mengevaluasi kemajuan mereka, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta merencanakan tindakan perbaikan. Asesmen diri dapat dilakukan melalui jurnal refleksi atau penilaian mandiri.

10. Kesimpulan

Macam-macam asesmen yang telah dijelaskan di atas merupakan beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam mengukur pencapaian siswa dalam kurikulum Merdeka. Setiap jenis asesmen memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan dapat digunakan secara komplementer untuk memberikan gambaran yang holistik tentang kemajuan siswa. Dalam implementasi kurikulum Merdeka, penggunaan variasi asesmen akan membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *