Al-Quran adalah kitab suci bagi umat Islam yang dianggap sebagai wahyu langsung dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keaslian Al-Quran menjadi sangat penting untuk dipertahankan, karena hal ini menjamin bahwa pesan dan ajaran yang terkandung di dalamnya tetap murni dan tidak berubah seiring waktu. Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri telah menjaga keaslian Al-Quran dengan beberapa cara yang luar biasa. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga keaslian Al-Quran dengan cermat dan sempurna.
1. Penulisan Al-Quran oleh Para Sahabat Nabi
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga keaslian Al-Quran dengan memilih para sahabat Nabi Muhammad SAW sebagai para penulis Al-Quran. Para sahabat adalah orang-orang yang hidup bersama Nabi Muhammad SAW dan menyaksikan langsung penurunan wahyu Al-Quran. Mereka adalah orang-orang yang sangat terpercaya dan paham betul pesan yang ingin disampaikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui Al-Quran. Dengan demikian, penulisan Al-Quran dilakukan secara langsung oleh para saksi hidup, yang memastikan bahwa tidak ada kesalahan atau perubahan dalam penyalinan teks Al-Quran.
2. Hafalan Al-Quran oleh Para Hafiz
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjaga keaslian Al-Quran dengan menganugerahkan kemampuan hafalan yang luar biasa kepada umat Islam. Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, Al-Quran telah dihafal secara lengkap oleh ribuan hafiz di seluruh dunia. Hafiz-hafiz ini mampu menghafal setiap ayat, kata, dan huruf dalam Al-Quran dengan sempurna. Dengan adanya ribuan hafiz yang tersebar di berbagai belahan dunia, maka keaslian Al-Quran tetap terjaga karena mereka dapat saling memverifikasi setiap bacaan Al-Quran yang mereka hafal.
3. Naskah Al-Quran yang Terpelihara
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjaga keaslian Al-Quran dengan memastikan bahwa naskah Al-Quran yang tertulis telah terpelihara dengan baik. Meskipun naskah-naskah Al-Quran yang asli telah hilang, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala memastikan bahwa naskah-naskah salinan Al-Quran tersebar luas di seluruh dunia. Hal ini membuat para ulama dan pakar Al-Quran dapat membandingkan berbagai naskah Al-Quran yang ada untuk memastikan kesesuaian dan keaslian teks Al-Quran.
4. Keharusan Pembacaan Al-Quran dalam Setiap Shalat
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga keaslian Al-Quran dengan mewajibkan umat Islam untuk membaca Al-Quran dalam setiap shalat. Dalam setiap rakaat shalat, umat Islam membaca beberapa ayat dari Al-Quran. Dengan mewajibkan umat Islam untuk membaca Al-Quran setiap hari, maka keaslian Al-Quran tetap terjaga dan tidak akan mudah dilupakan atau diubah oleh umat Islam itu sendiri.
5. Mekanisme Sanad dalam Ilmu Hadis
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjaga keaslian Al-Quran melalui mekanisme sanad dalam ilmu hadis. Ilmu hadis adalah ilmu yang mempelajari riwayat dan sanad dari hadis-hadis Rasulullah SAW. Dalam ilmu hadis, setiap hadis memiliki rangkaian sanad yang menghubungkannya dengan Rasulullah SAW. Dengan adanya mekanisme sanad ini, para ulama dapat memverifikasi keaslian dan keabsahan setiap hadis yang berkaitan dengan Al-Quran, sehingga menjaga keaslian Al-Quran itu sendiri.
6. Perlindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Terakhir, Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang menjaga keaslian Al-Quran. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berjanji untuk melindungi dan menjaga Al-Quran dari perubahan atau kerusakan. Dalam Al-Quran Surah Al-Hijr ayat 9, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya Kami yang akan menjaganya.” Janji Allah ini menegaskan bahwa Al-Quran akan tetap terjaga keasliannya hingga akhir zaman.
Dalam kesimpulannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga keaslian Al-Quran melalui penulisan oleh para sahabat Nabi, kemampuan hafalan umat Islam, terpeliharanya naskah Al-Quran, kewajiban membaca Al-Quran dalam shalat, mekanisme sanad dalam ilmu hadis, dan perlindungan langsung dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan semua upaya ini, Al-Quran tetap menjadi kitab suci yang murni dan autentik bagi umat Islam di seluruh dunia.