Petani tambak udang vaname di Pesisir Timur kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, mengalami kerugian ratusan juta. Pasalnya curah hujan sepekan ini membuat tambak udang yang memasuki masa panen hilang terseret banjir.
“Air tambak meluap membuat udang keluar dari lokasi tambak. Padahal dua pekan lagi akan panen,” kata Ambo Aco (35) salah satu petambak di paret 4 Desa Pematangpasir, kecamatan Ketapang kepada lampost.co, Jumat, 10 Januari 2020.
Ia mengaku akibat banjir itu mengalami kerugian hingga mencapai Rp90 juta per kolam dengan jumlah 200ribu benih udang yang ditebar.
“Semuanya sudah habis. Padahal harga udang masih merangkak naik dari Rp52 ribu kini menjadi Rp55 ribu/kg untuk size 100,” ujarnya lirih.
Ambo Aco bukan satu-satunya petambak yang rugi akibat banjir tersebut, karena sepanjang paret 4 dan paret 5, seluruh kolam tambak udang terendam banjir.
“Rugi besar kita mas. Ikan bandeng ditambak seluas satu hektar yang biasanya dapat 700 kg kini cuma dapat 30 persennya saja. Sedangkan satu kolam udang vaname yang akan kita panen dua pekan lagi juga hilang tersapu banjir. Hanya tersisa 20 persennya dari total hasil panen kisaran 900 kg sampai 1 ton vanane ukuran (size) 100,” ungkap Sis (34) petambak paret 4.
Sementara itu petambak di paret 1, 2 dan 3 Desa Pematangpasir nasibnya lebih beruntung, tambaknya bebas dari luapan kebanjiran.
“Alhamdullilah mas kita yang disini lepas dari banjir, ” ujar Ramal petambak di paret 2 Desa Pematangpasir.
Menurut dia kebanyakan tambak udang maupun vaname yang terendam banjir itu lokasinya tidak jauh dari bibir pantai.
“Curah hujan yang cukup tinggi serta air laut pasang mengakibatkan tambak yang dekat laut terendam banjir. Sementara yang jaraknya 1km dari laut, cukup aman karena air tidak naik sampai ke tambak,” pungkasnya. | lampost.co