Para petambak udang vaname di pesisir timur Kecamatan Ketapang dan Sragi Kabupaten Lampung menunda untuk kembali tabur benih, karena harga udang vaname turun.
Para petambak masih menunggu kondisi harga jual udang dan pembelian oleh penampung di Jakarta kembali normal.
Harga Udang Vaname Tak Terkendali
Pasalnya sejak akhir bulan Februari lalu harga udang vaname turun tak terkendali. Untuk ukuran size 100 perkilogram, harganya Rp. 43.000. Padahal sebelumnya Rp. 48.000 per kilogram hingga 50.000.
“Sekarang penjualan udang vaname masih belum stabil. Gudang penampungan di Jakarta masih mengurangi pembelian untuk eksport,” kata Yanto, seorang petambak, Sabtu (4/4/2020).
Untuk menghindari kerugian besar, para petambak pun kini memilih untuk menunda tabur benih.
Pakan dan Biaya Mahal
“Kalau kita sudah tabur benih, ini kan biaya pemeliharaannya mahal. Terutama untuk pakan. Dengan kondisi saat ini tidak ketemu. Karena pasarnya sedang lesu,” ujar Yanto.
Saat ini hasil panen udang hanya untuk memenuhi pasar lokal, di Jakarta dan juga di Lampung.
Kondisi ini tentu berdampak juga pada usaha hatchery (pembibitan udang) di pesisir kecamatan Rajabasa.
Banyak petambak udang yang menunda untuk menggarap tambaknya, membuat penjualan bibit udang vanami pun turun.
“Sekarang turun sampai 30 persen lebih. Karena memang petambak rata-rata menunda tabur benih karena kondisi pasar yang belum bagus,” terang Hendy seorang pembudidaya hatchery/tribunnews.com