Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Dalam menjalankan aktivitasnya, NU memiliki simbol atau lambang yang menjadi identitasnya. Lambang NU memiliki makna dan filosofi yang mendalam, melambangkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh organisasi ini. Pada artikel ini, kita akan membahas arti dari lambang Nahdlatul Ulama.
Sejarah Lambang Nahdlatul Ulama
Sebelum memahami arti dari lambang Nahdlatul Ulama, penting untuk mengetahui latar belakang sejarahnya. Lambang tersebut pertama kali digunakan pada tahun 1952, saat NU merayakan ulang tahun ke-30. Lambang ini dirancang oleh H. M. Zaini, seorang anggota NU yang juga seniman terkenal pada masanya.
Lambang NU terinspirasi dari lambang Al-Irshad, organisasi Islam yang didirikan oleh Syekh Hasyim Asy’ari pada tahun 1926. Lambang Al-Irshad memiliki bentuk bulat dengan tengah berupa bintang. Lambang tersebut kemudian diadaptasi dan dimodifikasi menjadi lambang Nahdlatul Ulama.
Bentuk dan Komponen Lambang
Lambang Nahdlatul Ulama memiliki bentuk bulat dengan diameter sekitar 3 cm. Pada bagian tengahnya terdapat gambar bintang lima ujung yang melambangkan Pancasila, dasar negara Indonesia. Bintang tersebut dikelilingi oleh lingkaran dengan tulisan “Nahdlatul Ulama” di atasnya.
Di bagian atas lambang terdapat sebuah kaligrafi Arab yang menunjukkan nama “Nahdlatul Ulama” dalam tulisan kaligrafi yang indah. Di bagian bawah lambang terdapat tulisan “1926” yang merupakan tahun berdirinya Nahdlatul Ulama.
Makna dan Filosofi Lambang
Lambang Nahdlatul Ulama memiliki makna dan filosofi yang kaya. Bintang lima ujung pada tengah lambang melambangkan Pancasila, yang merupakan ideologi negara Indonesia. Ini menunjukkan bahwa NU sebagai organisasi Islam mendukung dan berkomitmen terhadap nilai-nilai dasar negara yang pluralis dan inklusif.
Lingkaran mengelilingi bintang menunjukkan kesatuan dan persatuan antar anggota NU. Lingkaran juga melambangkan siklus kehidupan, yang menggambarkan bahwa NU sebagai organisasi terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Tulisan “Nahdlatul Ulama” dalam kaligrafi Arab menunjukkan identitas dan jati diri organisasi ini yang berakar pada nilai-nilai Islam. Kaligrafi ini juga menambah kesan keindahan dan keagungan pada lambang.
Tulisan “1926” di bagian bawah lambang mengingatkan pada tahun berdirinya Nahdlatul Ulama. Ini adalah penghormatan kepada pendiri NU, Syekh Hasyim Asy’ari, dan menunjukkan sejarah panjang organisasi ini dalam berjuang dan berkontribusi bagi umat Islam di Indonesia.
Simbolisme dalam Lambang
Setiap komponen dalam lambang Nahdlatul Ulama memiliki simbolisme yang dalam. Bintang lima ujung melambangkan lima rukun Islam yang menjadi dasar ajaran agama Islam. Ini menunjukkan bahwa NU sebagai organisasi Islam mengedepankan ajaran Islam yang sebenarnya dan mengajarkan umatnya untuk menjalankan ajaran tersebut dengan baik.
Lingkaran yang mengelilingi bintang melambangkan keselarasan dan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Ini menunjukkan bahwa NU tidak hanya fokus pada kehidupan dunia semata, tetapi juga mengajarkan pentingnya persiapan untuk kehidupan akhirat.
Tulisan “Nahdlatul Ulama” dalam kaligrafi Arab memiliki keindahan dan kesakralan tersendiri. Tulisan ini melambangkan keagungan dan kebesaran Islam sebagai agama yang mulia.
Tulisan “1926” mengingatkan anggota NU akan sejarah panjang organisasi ini. Ini merupakan pengingat bahwa NU telah melewati berbagai tantangan dan perjuangan dalam perjalanannya, dan tetap teguh dalam mempertahankan nilai-nilai yang dipegangnya.
Kesimpulan
Lambang Nahdlatul Ulama merupakan simbol yang melambangkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi ini. Melalui lambang ini, NU mengedepankan kesatuan, persatuan, dan komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila. Lambang ini juga menggambarkan identitas, sejarah, dan jati diri organisasi yang berakar pada ajaran Islam.
Setiap komponen dalam lambang memiliki makna dan simbolisme yang mendalam. Bintang lima ujung melambangkan ajaran agama Islam, lingkaran melambangkan keselarasan antara dunia dan akhirat, kaligrafi Arab menunjukkan keindahan dan keagungan Islam, dan tulisan “1926” mengingatkan anggota NU akan sejarah perjuangan organisasi ini.
Dengan memahami arti dan filosofi lambang Nahdlatul Ulama, anggota NU dapat lebih menghargai dan memahami pentingnya nilai-nilai yang dipegang oleh organisasi ini. Lambang ini juga dapat menjadi sumber inspirasi dan semangat dalam menjalankan aktivitas keagamaan dan sosial di masyarakat.