Pajak Penghasilan Pasal 24: Mengenal Ketentuan dan Perhitungannya

Diposting pada

Pajak Penghasilan Pasal 24 merupakan salah satu jenis pajak yang harus dipahami oleh setiap wajib pajak di Indonesia. Bagi mereka yang memiliki penghasilan dari berbagai jenis pembayaran, seperti bunga bank, dividen, royalti, atau sewa, wajib membayar pajak penghasilan pasal 24. Dalam artikel ini, kita akan mengulas lebih lanjut mengenai ketentuan dan perhitungan pajak penghasilan pasal 24.

Apa itu Pajak Penghasilan Pasal 24?

Pajak Penghasilan Pasal 24 merupakan pajak final yang dipotong secara langsung oleh pihak yang membayar penghasilan kepada penerima penghasilan. Pihak yang membayar penghasilan diwajibkan untuk memotong sejumlah pajak tertentu dari penghasilan tersebut sebelum diberikan kepada penerima. Dalam hal ini, penerima penghasilan tidak perlu lagi melaporkan dan membayar pajak penghasilan pasal 24 tersebut.

Jenis-jenis Penghasilan yang Dikenai Pajak Pasal 24

Pajak Penghasilan Pasal 24 berlaku untuk beberapa jenis penghasilan, di antaranya:

  1. Bunga Bank: Jumlah bunga yang diterima dari tabungan atau deposito di bank.
  2. Dividen: Bagian keuntungan yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan tertentu.
  3. Royalti: Pembayaran atas penggunaan hak cipta, paten, atau merek dagang.
  4. Sewa: Penghasilan dari penyewaan properti seperti rumah, apartemen, atau tanah.
  5. Penghargaan: Hadiah yang diterima oleh seseorang seperti hadiah undian atau hadiah dari kompetisi.
  6. Penghasilan Lainnya: Penghasilan lain yang tidak termasuk dalam kategori di atas dan telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.
Baca Juga:  Sewa Gedung Pernikahan Bandung: Pilihan Terbaik untuk Pesta Pernikahan Impian Anda

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 24

Perhitungan pajak penghasilan pasal 24 dilakukan dengan cara memotong sejumlah persentase tertentu dari jumlah penghasilan bruto yang diterima. Persentase potongan pajak ini bervariasi tergantung pada jenis penghasilan yang diterima. Berikut adalah beberapa contoh perhitungan pajak penghasilan pasal 24:

Contoh 1: Penerimaan Bunga Bank

Jika Anda menerima bunga bank sebesar Rp 10.000.000 dengan tarif pajak penghasilan pasal 24 sebesar 15%, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Pajak Penghasilan Pasal 24 = Rp 10.000.000 x 15% = Rp 1.500.000

Jadi, jumlah pajak yang harus dipotong dari penerimaan bunga bank sebesar Rp 10.000.000 adalah Rp 1.500.000.

Contoh 2: Penerimaan Dividen

Jika Anda menerima dividen sebesar Rp 20.000.000 dengan tarif pajak penghasilan pasal 24 sebesar 10%, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Pajak Penghasilan Pasal 24 = Rp 20.000.000 x 10% = Rp 2.000.000

Jadi, jumlah pajak yang harus dipotong dari penerimaan dividen sebesar Rp 20.000.000 adalah Rp 2.000.000.

Mengajukan Pengembalian Pajak Pasal 24

Jika Anda merasa bahwa jumlah pajak yang dipotong melebihi kewajiban pajak Anda, Anda dapat mengajukan pengembalian pajak pasal 24. Pengajuan ini dapat dilakukan dengan mengisi formulir pengajuan pengembalian pajak dan melampirkan bukti-bukti pendukung yang diperlukan. Setelah pengajuan diajukan, Direktorat Jenderal Pajak akan melakukan pengecekan dan jika memenuhi syarat, Anda akan menerima pengembalian pajak yang telah dibayar secara berlebihan.

Baca Juga:  Bahan Bakar Fortuner: Pilihan Terbaik untuk Performa dan Efisiensi

Kesimpulan

Pajak Penghasilan Pasal 24 merupakan jenis pajak final yang dipotong langsung oleh pihak yang membayar penghasilan kepada penerima. Pajak ini berlaku untuk beberapa jenis penghasilan seperti bunga bank, dividen, royalti, sewa, dan penghargaan. Perhitungan pajak penghasilan pasal 24 dilakukan dengan memotong persentase tertentu dari penghasilan bruto yang diterima. Jika merasa jumlah pajak yang dipotong melebihi kewajiban pajak, Anda dapat mengajukan pengembalian pajak pasal 24. Pahami dan laksanakan kewajiban Anda sebagai wajib pajak dengan baik untuk menjaga kepatuhan dan menghindari masalah pajak di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *