Perbedaan Inverting dan Non Inverting

Diposting pada

Banyak orang yang mungkin belum familiar dengan istilah inverting dan non inverting dalam dunia elektronika. Namun, kedua istilah ini sangat penting dalam perancangan rangkaian elektronik, terutama dalam bidang amplifier. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara inverting dan non inverting serta bagaimana keduanya bekerja.

Apa itu Inverting dan Non Inverting?

Sebelum membahas perbedaannya, mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan inverting dan non inverting. Dalam konteks amplifier, inverting dan non inverting merujuk pada konfigurasi input dan output sinyal.

Pada amplifier inverting, sinyal input diterapkan pada terminal inverting amplifier. Sinyal output kemudian diperoleh dari terminal non inverting amplifier. Dalam konfigurasi ini, sinyal output akan memiliki fase yang berlawanan dengan sinyal input.

Sementara itu, pada amplifier non inverting, sinyal input diterapkan pada terminal non inverting amplifier dan sinyal output diperoleh dari terminal inverting amplifier. Pada konfigurasi ini, sinyal output memiliki fase yang sama dengan sinyal input.

Cara Kerja Inverting Amplifier

Amplifier inverting menggunakan op-amp (operational amplifier) untuk menghasilkan gain (penguatan) sinyal input. Op-amp seringkali dihubungkan dalam konfigurasi inverting karena memiliki keunggulan dalam menghasilkan gain yang stabil dan mudah dikendalikan.

Baca Juga:  cara memakai breylee

Pada amplifier inverting, sinyal input diterapkan pada terminal inverting amplifier yang terhubung dengan resistor umpan balik negatif (negative feedback resistor). Sinyal output kemudian diambil dari terminal non inverting amplifier. Besar gain (penguatan) amplifier inverting dapat diatur oleh nilai resistor umpan balik.

Salah satu keunggulan amplifier inverting adalah dapat menghasilkan penguatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan amplifier non inverting. Namun, perlu diperhatikan bahwa sinyal output amplifier inverting memiliki fase yang berlawanan dengan sinyal input.

Cara Kerja Non Inverting Amplifier

Amplifier non inverting juga menggunakan op-amp untuk menghasilkan penguatan sinyal input. Pada amplifier non inverting, sinyal input diterapkan pada terminal non inverting amplifier yang terhubung dengan resistor umpan balik positif (positive feedback resistor).

Sinyal output pada amplifier non inverting diambil dari terminal inverting amplifier. Karena menggunakan resistor umpan balik positif, penguatan sinyal pada amplifier non inverting lebih rendah dibandingkan dengan amplifier inverting. Namun, sinyal output pada amplifier non inverting memiliki fase yang sama dengan sinyal input.

Perbedaan Inverting dan Non Inverting

Sekarang, mari kita tinjau perbedaan antara inverting dan non inverting secara lebih rinci:

Baca Juga:  Guru: Arti, Peran, dan Tantangan dalam Pendidikan di Indonesia

1. Fase sinyal output: Inverting memiliki fase sinyal output yang berlawanan dengan sinyal input, sedangkan non inverting memiliki fase sinyal output yang sama dengan sinyal input.

2. Besar penguatan: Amplifier inverting dapat menghasilkan penguatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan amplifier non inverting.

3. Konfigurasi terminal: Pada amplifier inverting, sinyal input diterapkan pada terminal inverting amplifier dan sinyal output diambil dari terminal non inverting amplifier. Sedangkan pada amplifier non inverting, sinyal input diterapkan pada terminal non inverting amplifier dan sinyal output diambil dari terminal inverting amplifier.

4. Resistor umpan balik: Pada inverting amplifier, resistor umpan balik adalah resistor negatif, sedangkan pada non inverting amplifier, resistor umpan balik adalah resistor positif.

Kesimpulan

Penting untuk memahami perbedaan antara inverting dan non inverting dalam perancangan rangkaian elektronik, terutama dalam konteks amplifier. Inverting memiliki fase sinyal output yang berlawanan dengan sinyal input, sedangkan non inverting memiliki fase sinyal output yang sama dengan sinyal input. Amplifier inverting dapat menghasilkan penguatan yang lebih tinggi, namun perlu diperhatikan bahwa sinyal outputnya memiliki fase yang berlawanan. Pemilihan antara inverting dan non inverting tergantung pada kebutuhan dan karakteristik sinyal yang akan diproses.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *