Perbedaan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk

Diposting pada

Perbedaan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk

Pengertian Uji Normalitas

Uji normalitas adalah salah satu metode statistik yang digunakan untuk menguji apakah data yang dimiliki mengikuti distribusi normal atau tidak. Distribusi normal adalah distribusi data yang simetris dengan puncaknya berada di tengah dan ekor distribusi yang meruncing. Dalam statistika, uji normalitas penting karena banyak metode statistik yang bergantung pada asumsi data berdistribusi normal.

Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov

Uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah salah satu metode yang digunakan untuk menguji apakah data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak. Uji ini didasarkan pada perbandingan antara distribusi data yang diuji dengan distribusi normal standar. Uji ini menghasilkan nilai p (signifikansi) yang menunjukkan seberapa signifikan perbedaan antara kedua distribusi tersebut.

Uji Normalitas Shapiro Wilk

Uji normalitas Shapiro Wilk juga digunakan untuk menguji apakah data mengikuti distribusi normal atau tidak. Namun, uji ini lebih disukai untuk digunakan pada sampel data yang berukuran kecil hingga menengah (n kurang dari 2000). Uji ini menggunakan statistik W untuk menguji hipotesis nol bahwa sampel data berasal dari populasi dengan distribusi normal.

Baca Juga:  After We Fell (2021): Film Romantis yang Bikin Baper

Perbedaan Antara Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk

Perbedaan utama antara uji normalitas Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk terletak pada asumsi dan interpretasi hasil uji. Uji normalitas Kolmogorov Smirnov tidak memperhitungkan asumsi mengenai bentuk distribusi data, sehingga dapat digunakan pada sampel data dengan ukuran apa pun. Namun, uji ini lebih sensitif terhadap bentuk distribusi data yang berbeda.

Di sisi lain, uji normalitas Shapiro Wilk didasarkan pada asumsi bahwa data yang diuji berasal dari distribusi normal. Uji ini lebih baik digunakan pada sampel data yang berukuran kecil hingga menengah. Jika p-value yang dihasilkan kurang dari tingkat signifikansi yang ditentukan, maka hipotesis nol ditolak dan dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal.

Kelebihan dan Kekurangan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov

Kelebihan dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah:

  • Dapat digunakan pada sampel data dengan ukuran apa pun.
  • Mudah diaplikasikan dan diinterpretasikan.
  • Tidak memerlukan asumsi mengenai bentuk distribusi data.

Namun, kekurangan dari uji ini adalah:

  • Lebih sensitif terhadap bentuk distribusi data yang berbeda.
  • Tidak memberikan informasi tentang seberapa jauh data tersebut dari distribusi normal.
  • Tidak dapat memberikan informasi tentang apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Kelebihan dan Kekurangan Uji Normalitas Shapiro Wilk

Kelebihan dari uji normalitas Shapiro Wilk adalah:

  • Menghasilkan hasil yang lebih akurat pada sampel data yang berukuran kecil hingga menengah.
  • Menggunakan asumsi bahwa data berasal dari distribusi normal.
  • Dapat memberikan informasi tentang seberapa jauh data tersebut dari distribusi normal.
Baca Juga:  Kode Pos Kampung Tengah Kramat Jati

Namun, kekurangan dari uji ini adalah:

  • Tidak dapat digunakan pada sampel data dengan ukuran yang besar (n > 2000).
  • Memerlukan asumsi bahwa data berasal dari distribusi normal.
  • Lebih sulit untuk diaplikasikan dan diinterpretasikan dibandingkan dengan uji normalitas Kolmogorov Smirnov.

Kesimpulan

Dalam statistika, uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data mengikuti distribusi normal atau tidak. Uji normalitas Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk adalah dua metode yang umum digunakan dalam uji normalitas.

Perbedaan utama antara kedua uji tersebut terletak pada asumsi dan interpretasi hasil uji. Uji normalitas Kolmogorov Smirnov dapat digunakan pada sampel data dengan ukuran apa pun, namun lebih sensitif terhadap bentuk distribusi yang berbeda. Sementara itu, uji normalitas Shapiro Wilk lebih baik digunakan pada sampel data yang berukuran kecil hingga menengah, dengan asumsi bahwa data berasal dari distribusi normal.

Masing-masing uji normalitas memiliki kelebihan dan kekurangan. Keputusan dalam memilih uji normalitas yang tepat tergantung pada ukuran sampel data, asumsi yang bisa diambil, dan tujuan analisis. Penting untuk memahami perbedaan antara kedua uji normalitas ini agar dapat mengambil kesimpulan yang akurat tentang distribusi data yang dimiliki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *