Majapahit adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara pada abad ke-14 hingga abad ke-15. Namun, di balik kejayaannya, Majapahit juga mengalami berbagai kemelut yang mempengaruhi kestabilan kerajaan tersebut. Dalam artikel ini, akan dijelaskan beberapa peristiwa penting yang menjadi sumber kemelut di Majapahit.
Konflik Penguasaan Kekuasaan
Pertama, kemelut di Majapahit sering kali terjadi akibat konflik penguasaan kekuasaan antara bangsawan dan keluarga kerajaan. Para bangsawan sering berlomba-lomba untuk mendapatkan posisi strategis di kerajaan, sehingga terjadi persaingan yang sengit dan konflik internal yang merugikan stabilitas Majapahit.
Kemelut semakin memburuk ketika munculnya persaingan antara keluarga kerajaan sendiri. Salah satu contoh yang terkenal adalah perseteruan antara Raja Jayanegara dengan adiknya, Raden Wijaya, yang akhirnya mengakibatkan kematian Raja Jayanegara dan berakhir dengan berdirinya kerajaan Majapahit yang baru di bawah kepemimpinan Raden Wijaya.
Pemberontakan Daerah
Selain konflik internal, Majapahit juga menghadapi pemberontakan dari beberapa daerah di wilayah kekuasaannya. Pemberontakan ini sering kali dipicu oleh ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah pusat yang dianggap merugikan daerah tersebut. Salah satu pemberontakan terkenal adalah pemberontakan Kuti di tahun 1347, yang berhasil dipadamkan oleh pasukan Majapahit.
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit juga mengalami pemberontakan dari Kerajaan Sunda yang dipimpin oleh Prabu Maharaja Linggabuana. Pemberontakan ini berakhir dengan penaklukan Kerajaan Sunda oleh pasukan Majapahit.
Ancaman dari Luar
Majapahit juga menghadapi ancaman dari luar, terutama dari kerajaan-kerajaan tetangga yang ingin menguasai wilayah kekuasaannya. Salah satu ancaman terbesar berasal dari kerajaan Mongol yang dipimpin oleh Kubilai Khan. Majapahit berhasil menghindari invasi Mongol melalui diplomasi yang cerdik.
Namun, kemelut tidak hanya datang dari kerajaan-kerajaan tetangga. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit juga menghadapi serangan dari Kerajaan Demak yang ingin merebut kekuasaan Majapahit. Serangan tersebut berhasil dipatahkan oleh pasukan Majapahit, namun menandai awal kemunduran Majapahit sebagai kerajaan yang dominan di Nusantara.
Penyebaran Agama Islam
Penyebaran agama Islam juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi kemelut di Majapahit. Pada akhir abad ke-15, Islam mulai masuk ke wilayah Nusantara dan menyebar dengan cepat. Banyak rakyat Majapahit yang memeluk agama Islam, sehingga terjadi pergeseran kekuasaan dan kebijakan di dalam kerajaan.
Masuknya agama Islam juga memicu konflik antara pemeluk agama Hindu dan Islam di Majapahit. Konflik ini semakin memperlemah kekuatan Majapahit dan mempercepat kemundurannya sebagai kerajaan yang kuat dan stabil.
Kesimpulan
Majapahit yang pernah menjadi salah satu kerajaan terbesar di Nusantara tidak luput dari kemelut yang mengancam stabilitasnya. Konflik penguasaan kekuasaan, pemberontakan daerah, ancaman dari luar, dan penyebaran agama Islam menjadi faktor utama yang mempengaruhi kejatuhan Majapahit. Meskipun mengalami kemunduran, Majapahit tetap menjadi bagian penting dalam sejarah Indonesia.