Pengantar
Surat An-Nisa adalah surat keempat dalam Al-Qur’an. Surat ini terdiri dari 176 ayat dan termasuk dalam golongan surat Madaniyyah. Pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang Surat An-Nisa ayat 103 beserta artinya. Ayat ini memiliki makna yang sangat dalam dan mengandung petunjuk bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Mari kita simak penjelasannya di bawah ini.
Teks Surat An-Nisa Ayat 103
“Fa idzaa qadaitumus shalaataa fadkuroo Allaha qiyaman wa qu’udan wa ‘ala junubikum. Fa idzaa tuma-inna fashshaloo wajhakum wa aidiiyakum ilaa alka’birati wamsahoo bi ru’usikum wa arjulakum ilaa alka’bil. Wa in kana minkum mareedhan aw ‘alaa safarin aw jaa ahadun minkum minal ghaa’iti aw laamastumun nisaa-a falam tajidoo maaaan fal tayamamoo sa’idan thayyiban faamsahoo bi wujoohikum wa aidiiyakum minhu. Maa yureedu Allahu liyaj’al ‘alaykum min harajin walakin yureedu liyutahhirakum wa liyutimma ni’matahu ‘alaykum la’allakum tashkuroon.”
Arti Surat An-Nisa Ayat 103
“Apabila kamu telah menyelesaikan shalat, maka ingatlah Allah di waktu berdiri, duduk, dan berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat sebagaimana biasa. Dan sesungguhnya, shalat itu adalah suatu kewajiban yang ditentukan waktu bagi orang-orang yang beriman. Dan janganlah kamu mabuk ketika kamu mengerjakan shalat sehingga kamu dapat memahami apa yang kamu ucapkan. Dan janganlah kamu hadir dalam keadaan junub, kecuali dalam perjalanan, hingga kamu mandi. Jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau salah seorang di antara kamu datang dari tempat buang hajat atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapati air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya, Allah Maha Pembersih dan Maha Pemberi karunia. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
Tafsir Surat An-Nisa Ayat 103
Ayat ini menjelaskan tentang pentingnya mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik saat berdiri, duduk, maupun berbaring. Setelah menyelesaikan shalat, umat Muslim diingatkan untuk tetap merasa aman dan kembali menjalankan rutinitas sehari-hari. Namun, ada beberapa kondisi yang memerlukan tindakan khusus sebelum melaksanakan shalat.
Pertama, jika seseorang dalam keadaan mabuk, maka tidak diperkenankan untuk mengerjakan shalat. Mabuk dapat mengganggu konsentrasi dan pemahaman terhadap apa yang diucapkan dalam shalat. Oleh karena itu, sebelum mengerjakan shalat, seseorang harus menunggu hingga tidak dalam keadaan mabuk.
Kedua, jika seseorang dalam keadaan junub, kecuali saat sedang dalam perjalanan, maka harus mandi terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat. Junub adalah keadaan setelah berhubungan suami istri atau keluar mani. Mandi memiliki makna spiritual dalam membersihkan diri dari dosa dan kotoran.
Ketiga, jika seseorang sedang sakit atau dalam perjalanan jauh, dan tidak ada air untuk mandi, maka dapat bertayamum dengan menggunakan tanah yang bersih. Tayamum dilakukan dengan mengusap muka dan tangan dengan tanah atau debu yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mempermudah umatnya dalam menjalankan ibadah.
Keempat, jika seseorang menyentuh perempuan, baik dalam hubungan pernikahan maupun bukan, maka harus mandi sebelum melaksanakan shalat. Hal ini untuk membersihkan diri dari hadas besar (besar hukumnya) yang terjadi akibat menyentuh perempuan.
Allah menjelaskan bahwa peraturan-peraturan ini bukanlah untuk menyulitkan umat manusia, tetapi sebagai bentuk pembersihan dan penyempurnaan nikmat-Nya. Allah menginginkan agar umat Muslim selalu bersyukur atas rahmat-Nya. Dalam Islam, shalat merupakan salah satu bentuk pengingat dan penghormatan terhadap Allah di setiap aspek kehidupan.
Kesimpulan
Surat An-Nisa ayat 103 mengajarkan umat Muslim tentang pentingnya mengingat Allah dalam setiap keadaan. Setelah menyelesaikan shalat, umat Muslim diingatkan untuk tetap merasa aman dan menjalankan rutinitas sehari-hari. Namun, ada beberapa kondisi yang memerlukan tindakan khusus sebelum melaksanakan shalat, seperti tidak dalam keadaan mabuk, tidak dalam keadaan junub, tidak dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan, dan tidak menyentuh perempuan. Semua aturan ini bertujuan untuk membersihkan dan menyempurnakan umat Muslim agar selalu bersyukur atas nikmat Allah. Marilah kita menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan penghormatan kepada Allah SWT.