Pendahuluan
Historiografi adalah ilmu yang mempelajari cara penulisan sejarah. Dalam hal ini, historiografi tradisional telah lama menjadi acuan utama dalam menulis sejarah. Namun, ada beberapa hal yang tidak menjadi ciri khas dari historiografi tradisional. Artikel ini akan membahas beberapa aspek yang tidak umum dalam historiografi tradisional.
Ketidaknetralan
Salah satu hal yang tidak menjadi ciri khas dari historiografi tradisional adalah ketidaknetralan. Historiografi tradisional sering kali cenderung memberikan sudut pandang yang subjektif dan tidak objektif terhadap peristiwa sejarah. Hal ini dapat mengakibatkan bias dalam penulisan sejarah, di mana sudut pandang pihak tertentu lebih diutamakan daripada sudut pandang yang lain.
Minimalisasi Peran Perempuan
Historiografi tradisional juga sering kali minim dalam menggambarkan peran perempuan dalam sejarah. Sejarah seringkali lebih banyak menekankan peran laki-laki dan mengabaikan kontribusi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini mencerminkan ketimpangan gender dalam penulisan sejarah dan tidak mencerminkan keadilan sosial yang seharusnya ada dalam historiografi.
Pemilihan Sumber yang Terbatas
Historiografi tradisional sering kali hanya menggunakan sumber-sumber tertentu dalam menulis sejarah. Hal ini dapat menghasilkan perspektif yang sempit dan tidak lengkap. Sumber-sumber yang tidak dianggap penting atau diabaikan dapat menghilangkan sejumlah informasi penting yang bisa membantu memahami sejarah secara lebih utuh.
Tidak Menggali Perspektif Lokal
Historiografi tradisional juga cenderung tidak menggali perspektif lokal dalam menulis sejarah. Sejarah seringkali diceritakan dari sudut pandang yang lebih luas, seperti nasional atau global, tanpa memperhatikan pengalaman dan perspektif masyarakat lokal. Hal ini dapat mengabaikan sejarah dan budaya lokal yang sebenarnya memiliki kontribusi penting dalam perkembangan suatu peristiwa sejarah.
Menekankan Pada Peristiwa Besar
Historiografi tradisional sering kali menekankan peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah, seperti peperangan dan pemerintahan. Hal ini dapat mengabaikan peristiwa kecil dan cerita-cerita individu yang juga memiliki nilai penting dalam memahami sejarah. Fokus yang terlalu besar pada peristiwa besar dapat mengabaikan aspek kehidupan sehari-hari yang juga berkontribusi dalam membentuk sejarah suatu masyarakat.
Kurangnya Pendekatan Multidisipliner
Historiografi tradisional juga kurang memiliki pendekatan multidisipliner. Penulisan sejarah seringkali hanya berfokus pada aspek politik dan militer, tanpa memperhatikan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Pendekatan multidisipliner dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap sejarah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kurangnya Inklusi Sejarah Lisan
Historiografi tradisional juga kurang memberikan perhatian pada sejarah lisan. Sejarah lisan merupakan sumber penting dalam memahami sejarah suatu masyarakat, namun sering kali diabaikan dalam penulisan sejarah. Sejarah lisan dapat memberikan perspektif yang berbeda dan informasi yang tidak terdokumentasikan dalam sumber-sumber tertulis.
Tidak Mempertimbangkan Perubahan Interpretasi
Historiografi tradisional cenderung tidak mempertimbangkan perubahan interpretasi terhadap peristiwa sejarah. Sejarah seringkali dipandang sebagai sesuatu yang pasti dan tidak berubah, padahal interpretasi terhadap sejarah dapat berubah seiring dengan perkembangan pengetahuan dan sudut pandang yang baru. Tidak mempertimbangkan perubahan interpretasi dapat menghasilkan penulisan sejarah yang tidak akurat atau tidak relevan dengan pemahaman saat ini.
Penutup
Secara keseluruhan, historiografi tradisional memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dalam penulisan sejarah. Ketidaknetralan, minimnya peran perempuan, pemilihan sumber yang terbatas, ketidakmenggalian perspektif lokal, penekanan pada peristiwa besar, kurangnya pendekatan multidisipliner, kurangnya inklusi sejarah lisan, dan tidak mempertimbangkan perubahan interpretasi adalah beberapa hal yang bukan ciri khas dari historiografi tradisional. Dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan ini, penulisan sejarah dapat menjadi lebih akurat, inklusif, dan relevan dengan pemahaman saat ini.